Batik
Apa
yang Anda pikirkan tentang salah satu kebudayaan nasional kebanggaan
rakyat Indonesia ini? Tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari
Batik Nasional bagi Indonesia.
Penetapan
itu tentu saja dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan
aset budaya kita yang kerap dirampas negara jiran.
Bicara soal kebudayaan nasional, kebudayaan nasional
merupakan kumpulan dari kebudayaan daerah itu sendiri. Penyatuan dari
unsur-unsur budaya daerah tercermin menjadi satu kesatuan budaya
nasional yang utuh. Jadi dapat dikatakan, budaya nasional adalah
cerminan dari budaya daerah-daerah yang beragam.
Indonesia
sangat kaya dengan aneka macam kebudayaan daerah, dari Sabang sampai
Merauke. Mulai dari bahasa, pakaian adat, budaya dan tradisi, budaya
tari-tarian, aneka seni rupa, dan lain sebagainya. Semua itu
terkombinasi menjadi bagian yang sangat unik dari kebudayaan nasional
itu sendiri.
Demikian
juga batik. Siapa bilang budaya batik hanya identik dengan unsur Jawa?
Budaya batik adalah bagian dari kebudayaan daerah di masing-masing
daerah. Batik ada di setiap provinsi di Indonesia. Pendek kata, budaya
batik adalah bagian dari budaya daerah yang kemudian dapat
merepresentasikan kebudayaan nasional bangsa Indonesia.
Melestarikan Kebudayaan Daerah
Indonesia
dengan letak geografis sebagai negara kepulauan memiliki aneka ragam
adat dan budaya daerah yang tersebar merata di seluruh tanah air. Bentuk
geografis kepulauan ini di satu sisi juga perlu diwaspadai oleh para
generasi muda akan pelestarian aneka ragam budayanya.
Bukan
hal baru lagi bahwa telah sangat banyak budaya-budaya yang kita miliki
perlahan-lahan diakui secara sepihak oleh negara tetangga.
Dan
kita sebagai rakyat Indonesia yang terkenal dengan sikap ramah tamah
dan sopan santun, ternyata hanya bisa mengelus dada. Lagi-lagi kita tak
dapat berkutik. Bahkan ketika pulau kita akhirnya jatuh ke negara
tetangga, kita pun tak dapat berbuat banyak.
Ada
beberapa hal konkrit yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi
pencurian kebudayaan daerah Indonesia oleh negara tetangga, diantaranya:
1.Mengenali dan bangga akan budaya daerah
Penyakit masyarakat kita terkadang tidak bangga dengan produk dan budaya sendiri. Kita lebih bangga dengan budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang Timur. Anak-anak kita bahkan terkadang tidak lagi mengenal aneka ragam budayanya.Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Alhasil kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam dari kita.
Penyakit masyarakat kita terkadang tidak bangga dengan produk dan budaya sendiri. Kita lebih bangga dengan budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang Timur. Anak-anak kita bahkan terkadang tidak lagi mengenal aneka ragam budayanya.Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Alhasil kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam dari kita.
Sebagai contoh; Anak-anak kecil zaman sekarang saat ditanya soal mainan, tentu mereka lebih memilih dunia playstation ketimbang mainan tradisional.
2. Kebijakan pemerintah
Bagaimanapun
pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian
kebudayaan daerah di tanah air. Pemerintah harus mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan
nasional.
Salah
satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan
kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap even-even akbar nasional.
Misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya.
Semua
itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda,
bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan
berasal dari negara tetangga.
Demikian
juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus
memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan daerah yang kita miliki.
Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan
lokal kebudayaan daerah.
BUDAYA TRADISI NUSANTARA pada dasarnya MEDITATIVE ARTS, yang menjangkau THE ULTIMATE, jadi bukan sekedar Contemplative Arts yang sebatas jangkauan akal manusia. "Mendem jero, mikul duwur !"
BalasHapusDi Indonesia Agama ditafsirkan menjadi Budaya, kemudian diamalkan menjadi Karya, dan ketiganya merupakan paduan terintegrasi utuh. Sayang kini telah terdistorsi dan terkontaminasi, justru oleh elite negeri ini.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN tidak pernah memberikan tanggapan ketika diberi informasi yang cukup serius dan berharga, terkesan tertutup. Inilah tragedi nasional ... "short sighted and narrow minded" ...???